Di Indonesia, permasalahan stunting masih mencari titik terang. Mahasiswa KKNT Kelompok 13 pada hari Sabtu tanggal 24 Februari 2024 telah menyelenggarakan seminar yang mengangkat permasalahan stunting di Kelurahan Setono Pande. Acara dibuka dengan pengantar oleh Ibu Ayu Titis. R. S. selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok 13 KKNT UNP Kediri, sambutan oleh Bapak Yoki Ardianto selaku Ketua P4GN, Bapak Hariyono selaku ketua PPA, dan Bapak A. Robani selaku Babinsa Kelurahan Setono Pande. Ibu Lita Haryati dan Ibu Yayuk Purwati selaku narasumber dari Puskesmas Kota Wilayah Utara menyampaikan bahwa permasalahan stunting sangat urgent untuk ditangani. Intervensi hari ini baru akan terlihat 20 tahun mendatang sehingga diharapkan penanganan saat ini dapat menjadikan modal kedepan.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. Stunting terjadi ketika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Hal ini dapat mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya atau dari ukuran yang diharapkan untuk usianya.

Stunting sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti kekurangan asupan gizi, infeksi kronis yang berulang, lingkungan yang tidak higienis, serta praktik buruk dalam perawatan kesehatan dan gizi anak. Dampak stunting pada perkembangan fisik dan kognitif anak dapat berlangsung seumur hidup dan memengaruhi kemampuan kognitif, produktivitas, dan kesehatan anak di masa dewasa. Penanggulangan stunting melibatkan pendekatan yang holistik, termasuk intervensi gizi, perbaikan sanitasi dan akses air bersih, pendidikan kesehatan, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan nutrisi bagi ibu hamil dan anak-anak. Upaya pencegahan stunting penting dilakukan mulai dari masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak, karena periode ini merupakan periode kritis dalam pembentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Penanganan stunting yang sudah dimulai akan diperluas, diperdalam, dan dijamin konvergensinya sehingga bisa memprofilkan 73 juta keluarga. Diharapkan risiko stunting biQsa dideteksi sedini mungkin dan bisa diberi pendampingan agar anak tidak sampai jatuh pada stunting. Program stunting tergantung dari bagaimana memanusiakan SDM di tingkat lapangan. Perlu banyak upaya penguatan SDM agar tenaga lapangan yang bekerja sukarela (tenaga Puskesmas, kader lansia, kader dasawisma, dll) mencintai hal yang mereka lakukan.

Melalui kombinasi informasi, edukasi, dukungan, kampanye, sumber daya, dan komunitas, Seminar Stunting berupaya menjadi sebuah sumber daya yang komprehensif dan berkelanjutan dalam perjuangan melawan stunting di Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, mendukung kebijakan yang memprioritaskan kesejahteraan anak, serta melibatkan semua pihak terkait, diharapkan kita dapat mempersempit kesenjangan dan menghadirkan masa depan yang lebih cerah bagi setiap anak di negeri ini.

Seminar Stunting tidak hanya menjadi forum untuk menyampaikan informasi tentang stunting dan strategi penanganannya, tetapi juga merupakan panggung untuk menginspirasi tindakan konkret di tingkat lokal. Melalui seminar ini, diharapkan masyarakat dapat tergerak untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam mendukung gizi yang seimbang, meningkatkan praktik kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta memperjuangkan akses terhadap layanan kesehatan dan nutrisi yang berkualitas bagi semua anak. Langkah-langkah sederhana seperti penggalangan dana untuk program gizi anak, penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang di sekolah dan komunitas, serta partisipasi aktif dalam kegiatan kebersihan lingkungan dapat menjadi bagian dari upaya bersama untuk mengatasi stunting. Dengan demikian, Seminar Stunting bukan hanya menjadi titik awal perubahan, tetapi juga merupakan bagian dari gerakan yang lebih besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Selain upaya-upaya di tingkat lokal, penanganan stunting juga membutuhkan dukungan yang kuat dari pemerintah dan lembaga terkait. Perlu adanya kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan dalam mendukung program-program pencegahan dan penanganan stunting, termasuk alokasi anggaran yang memadai untuk pendidikan kesehatan, layanan gizi, dan infrastruktur sanitasi. Selain itu, monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap implementasi kebijakan tersebut juga penting untuk memastikan efektivitasnya dalam menangani permasalahan stunting.

Dalam konteks global, isu stunting juga menjadi perhatian serius. Organisasi-organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Pangan Dunia (WFP), telah mengidentifikasi stunting sebagai salah satu tantangan utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kolaborasi lintas negara dan penyediaan bantuan internasional menjadi kunci dalam mempercepat progres dalam penanganan stunting di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Selain itu, peran media massa juga sangat penting dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting dan mendorong partisipasi dalam upaya penanganannya. Melalui liputan yang mendalam, kampanye penyuluhan, dan advokasi publik, media massa dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, praktik kebersihan, dan akses terhadap layanan kesehatan bagi semua anak. Dengan demikian, media massa dapat menjadi mitra strategis dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak.

Terakhir, kesadaran dan komitmen individu juga memainkan peran kunci dalam mengatasi stunting. Setiap individu, baik sebagai orang tua, guru, profesional kesehatan, maupun anggota masyarakat, memiliki peran yang dapat dijalankan dalam mendukung pertumbuhan anak-anak secara optimal. Dengan mengadopsi pola makan yang sehat, mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya gizi yang seimbang, serta aktif dalam kegiatan sosial yang mendukung kesejahteraan anak-anak, setiap individu dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi stunting


DOKUMENTASI: